Tugas Bahasa Indonesia Membuat Karangan dengan Metode Mudah

                                          Daur Ulang Sampah

1.      Definisi Sampah

            Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
            Volume sampah dikota-kota besar didunia saat ini hampir tidak terkendali. Di Indonesia keberadaan sampah plastik masih menjadi momok  bagi Pemerintah dan rakyat Indonesia bahkan dunia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bahkan menyebut bahwa jumlah sampah plastik di Indonesia telah mencapai level mengkhawatirkan. Kekhawatiran itu muncul lantaran berdasarkan data KLHK, jumlah sampah plastik yang ada di Indonesia dalam kurun waktu satu dekade terakhir menunjukan tren meningkat. “Peningkatan sampah plastik dari tadinya 11 persen menjadi 16 persen. Bahkan di beberapa Kota komposisinya ada yang sudah 17 persen”. Imbuh Novrizal selaku Direktur pengelolaan sampah KLHK.

2.      Jenis Sampah

                  Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Sampah Organik
      Sampah Organik adalah jenis sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun kering dan sebagainya.
b.      Sampah Anorganik
      Sampah Anorganik adalah sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik pembungkus makanan, kertas, plastic mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu dan sebagainya.

      Berdasarkan sumbernya, sampah dibagi menjadi enam, yaitu:
a.       Sampah Alam
b.      Sampah Manusia
c.       Sampah Konsumsi
d.      Sampah Nuklir
e.       Sampah Industri
f.       Sampah Pertambangan

      Menurut jenisnya sampah dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Sampah Padat
      Sampah padat adalah semua barang buangan selain kotoran manusia, urine, dan semua sampah cair. Bisa berupa sampah rumah tangga seperti sampah dapur, sampah kebun, plastik dan lain-lainnya.
b.      Sampah Cair
      Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ketempat pembuangan sampah. Contohnya limbah hitam atau sampah cair yang dihasilkan seperti dari toilet, dan limbah rumah tangga seperti sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.

3.      Dampak Negatif Sampah

Sampah masih menjadi masalah besar yang belum bisa teratasi dengan baik hingga saat ini. Tak dapat dipungkiri sampah yang menumpuk dan menggunung dapat menghasilkan dampak negatif bagi tubuh dan lingkungan. Pertama, potensi bahaya kesehatan yang akan didapatkan seperti terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat yang bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. Kedua, dampaknya akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana. Apalagi, sampah yang menumpuk di pinggir jalan akan menambah kemacetan. Ketiga, pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Keempat, sampah dapat juga mempengaruhi infrastruktur jika pengelolaannya tidak memadai. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.  

4.      Dampak Positif Sampah

Sampah tak hanya mempunyai dampak negatif saja tetapi juga memiliki dampak positif bagi lingkungan. Pertama, sampah dapat digunakan untuk membuat daratan dari rawa tanah dan dataran rendah. Disini, sampah berfungsi sebagai pengisi tanah  tempat yang akan dibuat pemukiman baru, ruko, dan komplek, yang asalnya dari rawa-rawa atau tanah berair lainnya. Kedua, sampah dapat digunakan untuk pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Ketiga, sampah dapat diberikan untuk pakan ternak setelah menjalani proses manajemen yang telah ditentukan sebelumnya, untuk mencegah dampak buruk dari limbah ternak. Keempat, sampah dapat digunakan menjadi sumber humus. Sampah organik yang tertimbun di dalam tanah akan membentuk humus. Kehadiran senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat mempertahankan sifat fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadi dengan baik.

5.      Pemanfaatan Sampah

A.    Sampah Organik

1.      Pupuk Kompos
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput, dan sejenisnya yang prosees pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia dan berbagai macam mikroba.
2.      Pupuk Sederhana
Hal ini berlaku untuk sampah organik hijau berupa daun-daunan. Caranya sangat mudah, kita tinggal membuat lubang yang digunakan untuk membuang atau menanam sampah organik tersebut sehingga kita tidak perlu membakar sampah organik. Sampah yang ditanam akan menyediakan unsur hara dan membuat siklus ekosistem dalam tanah berjalan dengan normal.
3.      Pakan Ternak
Salah satu penelitian yang berhasil membuat pakan ayam dan ikan dari limbah organik rumah tangga dengan cara mencampur sisa sayuran, ikan, dan ayam dengan dedak hasil penggilingan beras kemudian difermentasi dengan menggunakan mikroba Nitrogen Phosphate Recovery Consentrated Feed Product Development Organism (NOPCO) selama 5 hari sehingga menghasilkan pelet pakan ternak.
4.      Daur Ulang
Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sampah organik yang bisa menjadi penghasilan bagi ibu rumah tangga. Bahkan bila ditangani dengan sungguh-sungguh bisa diekspor keluar negeri dan mendatangkan devisa bagi negara. Beberapa contoh produk yang bisa dibuat dengan menggunakan sampah organik yaitu membuat kain dari serat tanaman, membuat sandal dari daun pandan, membuat ornamen bunga dari kulit jagung, membuat tas dari batok kelapa, dan sebagainya.
5.      Bahan Bakar Alternatif
Pembuatan biogas dapat menggunakan limbah organik seperti sampah, kotoran hewan yang diproses secara anaerob diggestion sedangkan pembuatan biomas dibuat dengan menggunakan limbah kayu, daun, ranting, sekam padi, jerami, ampas tebu, dan cangkang sawit.

B.     Sampah Anorganik
1.      Daur Ulang
Sampah yang kita miliki dapat dimanfaatkan dengan mendaur ulang sendiri. Contohnya, membuat tempat pensil dari kaleng bekas. Dengan cara membersihkan kaleng bekas dari debu dan kotoran lainnya. Kemudian potong salah satu tutupnya. Lalu, siapkan kain flanel atau kain perca untuk menutupi bagian kaleng. Setelah selesai, beri hiasan seperti pita atau digambar dengan objek sesuai keinginan kita. Jadilah tempat pensil sederhana dari kaleng bekas. Limbah plastik juga bisa diolah menjadi sepatu sampai pakaian, proses pembuatannya sama seperti membuat kertas. Dari plastik diolah menjadi benang dan benang dipakai untuk membuat sepatu atau pakaian. Selain itu sampah plastik bekas kopi, detergen, mie instan juga dapat dimanfaatkan untuk menjadi suatu produk seperti tas.

2.      Bahan Bakar Alternatif
Secara tidak langsung sampah anorganik dapat dijadikan sebagai sumber listrik alternatif dengan cara mengubah sampah agar menghasilkan gas metana, di mana gas ini dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik. Teknologi konversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak merupakan teknologi yang menggunakan mekanisme pirolisis. Di mana plastik akan mencair dan berubah menjadi gas mengalami pendinginan gas, sehingga akan terkondensasi dan berubah menjadi cairan. Cairan inilah nantinya menjadi bahan bakar minyak, baik berupa minyak tanah, solar, atau bensin.
3.      Barang Alternatif
Sampah-sampah yang berbentuk wadah seperti kaleng bekas minuman, kaleng biskuit, kaleng sarden, botol kaca, dan sejenisnya bisa dialih fungsikan menjadi alternatif wadah. Agar lebih menarik, kita bisa mengukir, melukis atau memberi hiasan pada wadah tersebut. Contoh sederhananya kaleng bekas minuman atau kaleng sarden bisa kita sulap menjadi tempat penyimpanan pensil yang unik dengan cara memberi ukiran atau menyampulnya dengan kertas kado. Barang alternatif pengganti kantong plastik contohnya adalah sedotan stainless steel yang sudah mulai banyak dijual di pasaran yang lebih awet dan tahan lama karena dapat digunakan berulang kali.

6.        Pemberdayaan Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah

Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-based development). Dalam pemahaman ini, masyarakat adalah pelaku utama pembangunan sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta menciptakan iklim yang menunjang. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti kemampuan atau keunggulan bersaing) kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Tahapan kegiatan pemberdayaan berawal dari penyadaran, menunjukkan adanya masalah, menunjukkan pentingnya perubahan, melakukan pengujian dan demonstrasi, memproduksi dan publikasi informasi. Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:
1.      Pengurangan sampah, meliputi:
a.       Pembatasan timbunan sampah
b.      Pendauran ulang sampah
c.       Pemanfaatan kembali sampah tersebut.
2.      Penanganan sampah, meliputi:
a.       Pemilahan
b.      Pengumpulan
c.       Pengangkutan
d.      Pengolahan
e.       Proses akhir
Faktor pendorong pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah yakni keinginan manusia untuk selalu memenuhi kebutuhan yang selalu berubah dan ditemukannya inovasi yang memberikan peluang atau kesempatan. Sedangkan faktor penghambatnya yakni pekerjaan, kemampuan sumber daya manusia yang terbatas, dan bahan utama yang tidak selalu ada.
Gambaran ideal apabila program pemberdayaan tersebut berhasil, maka diharapkan akan terbentuk masyarakat yang lingkungan hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bukan hanya dalam lingkup lingkungan saja yang akan mengalami perubahan secara signifikan. Tetapi keadaan masyarakat secara sosial dan ekonomi akan mengalami perubahan. Karena pendekatan yang dilakukan akan membantu masyarakat mengidentifikasi hal-hal yang menjadi kebutuhan mereka sendiri. Dengan proses belajar seperti ini akan lebih efektif dan efisien sehingga tenaga yang akan dikeluarkan baik dari masyarakat maupun pendamping atau fasilitator akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Memahami kebutuhan masyarakat baik individu atau kelompok akan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi. Setelah masyarakat dapat merencanakan kebutuhannya sendiri, mereka akan mampu untuk melaksanakan dan membangun lingkungan dengan pengawasan dari pemerintah secara menyeluruh.

7.      Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam (resources recovery). Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan dan antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, lahan yang digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan lahan. Adapun tujuan dari pengolahan sampah yaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (pemanfaatan sampah), atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode  atau cara sebagai berikut :

A.    Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk salah satu metode untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.  Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang yang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang murah dan higenis. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin yang berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

B.     Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu memanfaatkan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu:

1.      Pengolahan sampah secara fisik (Anorganik)

Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg baja makanan atau minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus. Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah atau kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
 Oleh sebab itu untuk memudahkan kita dalam memahami pengolahan sampah secara fisik atau pengolahan sampah Anorganik maka kita akan jabarkan menjadi 4 bagian:
a.   LimbahPlastik   

Limbah plastik biasa di gunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga biasa digunakan sebagai perabotan rumah tangga. Keunggulan barang-barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak berkarat dan tahan lama. Sebagai contoh teman-teman coba kubur sampah plastik selama beberapa bulan, kemudian gali lagi penutup tanahnya dan lihat dapat di pastikan sampah tersebut akan tetap utuh. Salah satu cara yaitu dengan cara mendaur ulang menjadi barang yang bermanfaat lagi pastinya. Seperti contoh misalnya ember plastik bekas yang dapat di daur ulang kembali menjadi sendok plastik, tempat sampah, gayung dan pot bunga. Plastik dari bekas bungkus makanan dapat kita olah lagi menjadi kerajinan yaitu dompet, tas laptop, sandal, payung dan tas belanja. Sampah botol bisa kita manfaatkan juga menjadi mainan anak-anak seperti contohnya kapal-kapalan, mobil-mobilan dan sebagainya.

b.      Limbah Logam.

Sampah atau limbah dari Logam seperti besi, kaleng, alumunium dan lain sebagainya dapat di temukan dengan mudah di sekitar lingkungan kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan yang paling mudah di manfaatkan dan menjadi barang kerajinan yang bermanfaat. Sebagai contoh sederhana saja yaitu dengan pengolahan menjadi tempat sampah drum, vas bunga, gantungan kunci, celengan dan gift box.

c.       Limbah Gelas atau Kaca.
Limbah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat di daur ulang kembali menjadi barang-barang semula atau menjadi barang lain seperti botol yang baru, Vas bunga, Cendera mata dan hiasan-hiasan lainya yang memiliki nilai artistik dan ekonomis.

d.      Limbah Kertas.

Sampah kertas kelihatanya memang mudah hancur dan tidak berbahaya seperti plastik. Namun yang namanya sampah pasti menimbulkan masalah jika di biarkan begitu saja. Seperti contohnya kertas yang berserakan di dalam kelas pasti akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran. Sebagai pengolahannya limbah kertas dapat di manfaatkan menjadi kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat pensil dan lain sebagainya.

2.      Pengolahan Sampah Secara Biologis (Organik)

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota) Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah: Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah: Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.
Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

3.      Pemulihan Energi.

         Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

4.      Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan. 

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk, atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.


     
     

Comments

Popular posts from this blog