TUGAS MENERJEMAHKAN PARAGRAF BERBAHSA INGGRIS KEDALAM BAHASA INDONESIA
The retail problem of slotting refers to the assignment of stock keeping
units (SKUs) to the available storage locations in a distribution
centre (DC). Generally, the expected total distance travelled by stock
pickers during an order consolidation and the resulting level of
congestion experienced within aisle racking are common considerations
when making these assignments. These criteria give rise to a
bi-objective optimisation model with the aim of identifying multiple
stock setups that achieve acceptable trade-offs between minimising the
criteria on expectation. A mathematical framework is established in this
paper, based on these two criteria, for evaluating the effectiveness of
a given stock setup. In the framework, a stock picker’s movement
between various storage locations is modelled as a Markov chain in order
to quantify his or her expected travel distance, while a closed queuing
network model is used to devise a suitable measure of congestion. This
optimisation model framework forms the basis of a flexible decision
support system (DSS) for the purpose of discovering high-quality stock
assignment trade-off solutions for inventory managers. The DSS is
applied to a special case study involving data from a real DC, and the
desirability of the recommended stock configurations is compared with
that currently implemented within the DC.
CITATION: Van Heerden, S. A. & Van Vuuren, J. H. 2018. Optimisation of stock keeping unit placement in a retail distribution centre. South African Journal of Industrial Engineering, 29(2):74-91, doi:10.7166/29-2-1867.
Masalah penempatan ritel mengacu pada penugasan Unit Penyimpanan Stok (SKU) ke lokasi penyimpanan yang tersedia di Pusat Distribusi (PD). Umumnya, jarak total yang yang dilalui oleh pemegang saham selama konsolidasi pesanan dan tingkat hambatan yang dialami di dalam penataan lorong rak adalah pertimbangan umum ketika membuat tugas ini. Kriteria ini memunculkan model optimasi dua tujuan dengan tujuan mengidentifikasi beberapa pengaturan stok yang telah mencapai penjualan yang diterima dengan meminimalkan harapan yang akan diterima. Kerangka matematis dibuat dalam makalah ini, berdasarkan dua kriteria ini, digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengaturan persediaan yang diberikan. Dalam kerangka kerja, gerakan penanam saham diantara beragam lokasi penyimpanan dimodelkan sebagai "rantai Markov" untuk mengukur jarak perjalanan yang diharapkan, sementara model jaringan antrian tertutup digunakan untuk menyusun ukuran kemacetan yang sesuai. Kerangka model optimisasi ini membentuk dasar dari sistem pendukung keputusan (SPK) yang fleksibel dengan tujuan untuk menemukan solusi penyediaan barang dagang berkualitas tinggi untuk manajer gudang. SPK diterapkan pada studi kasus khusus yang melibatkan data dari pusat distribusi, dan keinginan dari pengkonfigurasian persediaan yang disarankan dibandingkan dengan yang saat ini diterapkan dalam pusat distribusi..
CITATION: Van Heerden, S. A. & Van Vuuren, J. H. 2018. Optimisation of stock keeping unit placement in a retail distribution centre. South African Journal of Industrial Engineering, 29(2):74-91, doi:10.7166/29-2-1867.
Masalah penempatan ritel mengacu pada penugasan Unit Penyimpanan Stok (SKU) ke lokasi penyimpanan yang tersedia di Pusat Distribusi (PD). Umumnya, jarak total yang yang dilalui oleh pemegang saham selama konsolidasi pesanan dan tingkat hambatan yang dialami di dalam penataan lorong rak adalah pertimbangan umum ketika membuat tugas ini. Kriteria ini memunculkan model optimasi dua tujuan dengan tujuan mengidentifikasi beberapa pengaturan stok yang telah mencapai penjualan yang diterima dengan meminimalkan harapan yang akan diterima. Kerangka matematis dibuat dalam makalah ini, berdasarkan dua kriteria ini, digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pengaturan persediaan yang diberikan. Dalam kerangka kerja, gerakan penanam saham diantara beragam lokasi penyimpanan dimodelkan sebagai "rantai Markov" untuk mengukur jarak perjalanan yang diharapkan, sementara model jaringan antrian tertutup digunakan untuk menyusun ukuran kemacetan yang sesuai. Kerangka model optimisasi ini membentuk dasar dari sistem pendukung keputusan (SPK) yang fleksibel dengan tujuan untuk menemukan solusi penyediaan barang dagang berkualitas tinggi untuk manajer gudang. SPK diterapkan pada studi kasus khusus yang melibatkan data dari pusat distribusi, dan keinginan dari pengkonfigurasian persediaan yang disarankan dibandingkan dengan yang saat ini diterapkan dalam pusat distribusi..
Comments
Post a Comment